Perawakannya Kecil, Tapi Ternyata Semangat dan Mentalnya Besar

EM. Shidiq beri semangat tim LMU Kwarcab Karanganyar.

Maghrib baru saja menjelang. Dari kamar bergeser ke meja makan. Niatnya mau makan. Sudah menjadi kebiasaan makan malam tidak lewat Isya. Sedikit memperbaiki pola makan. Tiba-tiba anak saya yang cowok datang. Langsung menghampiri dan bilang. “Suruh jemput. Ke kwarcab,” ucapnya singkat. Sesingkat permintaan kalau lagi minta tetring. 

Saya pun kaget. Batal makan. Berkemas siap-siap. Usai Isya, langsung meluncur. Di dalam mobil sempat bertanya, yang diundang siapa saja. Berapa orang. Dan lain-lain hingga belum terjawab semua tapi ternyata sudah sampai tujuan. 

Di situ disambut sahabat-sahabat muda. Sebagian besar junior-junior di organisasi Gerakan Pramuka. Jangan tanya sekarang. Sudah ada yang jadi orang penting di Baznas. Jadi juragan seperti orang tuanya. Jadi guru. Pegawai rumah sakit. Dan masih banyak lagi yang lain. 

Kangen-kangenan. Jelas itu yang dirasa dan lakukan. Sesekali cerita pengalaman masa lalu yang menggelikan. Ketawa-ketiwi. Canda dan gurau. Akrab dan hangat karena sebagian jarang bertemu. Rekan lain yang lebih muda tengah menyiapkan acara. Sok sibuk. 

Tak berselang lama, saya diajak masuk aula. Di dalam ruangan sudah lengkap sederet anak muda dengan seragam dominan oranye. Saya pun diminta duduk di depan. Menghadap ke semua peserta dan undangan yang jumlahnya puluhan. Anggap saja segitu biar lebih bersemangat. 

Saya diapit dua rekan. Sebelah kanan adalah Komandan Ubaloka Kwarcab Karanganyar. Sedangkan di sebelah kiri adalah Ketua DKC Kwarcab Karanganyar. Selama ini keduanya sama-sama dikenal rajin dan gesit berkegiatan. Faktor lain karena keduanya masih jomblo. Kabarnya begitu. 

Di meja yang ditata berbentuk letter U itu sudah tersaji camilan. Ada kacang rebus hingga gorengan. Di sebelahnya air mineral dan teh panas. Wah lengkap piranti ngobrolnya. Bisa bikin betah biasanya. Betah ngemil.. 

Baca Juga  Semarakkan HUT Kemerdekaan, Warga Sukoroyom Kulon Gelar Aneka Kegiatan dan Lomba

Di depan saya, sederet anak muda berbaju oranye adalah kontingen Lintas Medan Ubaloka (LMU) Kwarcab Karanganyar. Tim ini akan dikirim untuk bertanding di tingkat Kwarda Jawa Tengah. Nah, malam itu adalah pelepasan kontingen dan sharing motivasi dari para senior. Senior di sini tak selalu diartikan usianya jauh lebih tua. Sebab kalau tampak di foto senyatanya juga masih seperti adik kakak. 

Dari awal saya sudah perhatikan. Kontingen yang terdiri dari enam personel itu bukan remaja bertubuh tinggi besar dan kuat. Sebaliknya, kebanyakan mereka berbadan langsing. Baik yang cowok maupun yang cewek. Bahkan ada yang tinggi badannya sedang. Lebih pas menyebut begitu daripada mengatakan pendek. 

Padahal menurut pengalaman, lawan dari kontingen lain dipilih yang berbadan tinggi tegap. Kelihatan body militernya. Hal ini bukan tanpa alasan. Sebab memang lomba ini 100 persen butuh ketahanan fisik yang prima. Harus relatif stabil staminanya selama 5 hari berkegiatan. 

Sudah tidak apa-apa. Begitu yang ada di pikiran dan batinku. Selanjutnya satu persatu para senior menyampaikan saran masukannya. Berpijak dari pengalaman sebelumnya, disampaikan strategi menghadapi lomba dan medan yang berat. 

Oya, kawan-kawan kontingen LMU ini sebelumnya sudah mengikuti latihan. Bahkan hampir sebulan. Dilatih oleh instruktur berpengalaman di bidangnya. Dan malam itu, para instruktur tersebut juga dihadirkan. 

Saya pun akhirnya dapat giliran bicara. Kepada kontingen jujur saya katakan, bahwa postur mereka kecil dan mungkin ringan. Seolah tidak memenuhi syarat untuk berlaga di medan berat. Apalagi dengan mata lomba yang boleh dibilang rumit. 

Tapi tentu, arah pembicaraan saya tidak untuk menurunkan semangat. Apalagi merendahkan martabatnya. Justru sebaliknya, membangkitkan kepercayaan diri. Betapa banyak di laga perang, prajurit dengan postur tubuh yang tinggi besar kalah gesit dan berdaya, dibanding yang berpostur kecil. 

Baca Juga  Kepala BKD Kabupaten Karanganyar Kurniadi Maulato, Selalu Bersemangat Dorong Generasi Muda untuk Maju

Saya pun serius bertanya kepada tim satu persatu. Semisal kepercayaan diri menjadi juara adalah range antara 5-10, Anda di angka berapa? Peserta berambut agak gondrong menjawab 8. Disambung peserta cewek berbadan kecil menjawab 8,5. Kemudian cewek lagi menjawab 9. Lalu peserta cowok lagi menjawab 10. Dua peserta cowok berikutnya antara 8-8,5. 

Wow. Kendati fisik mereka boleh dikata minimalis. Tapi ternyata kepercayaan dirinya sangat tinggi. Ini adalah modal dan aset terbesar dalam kompetisi. Peluang-peluang besar akan terbuka bagi pribadi-pribadi yang tangguh.

Kesempatan-kesempatan gemilang akan menghampiri jiwa-jiwa yang berdaya saing kuat. Dan pribadi yang menyimpan kepercayaan diri yang tinggi, pantas menerima penghargaan terbaik.. 

(EM. Shidiq, Kawan Pembelajar) 

Array
Related posts
Tutup
Tutup