Puluhan Tahun Akses Pertanian Tak Dibangun, Petani Sragen Ancam Geruduk Pemkab

SRAGEN | KABAREPUBLIK.COM – Sarana jalan sebagai akses pertanian milik Pemerintah Kabupaten Sragen di Baok Kebonromo, Ngrampal, Sragen selama 69 tahun tak diperhatikan Pemerintah Kabupaten Sragen. Bahkan, jalan tersebut nyaris hilang tergerus air.

Salah seorang petani, Heru menerangkan selama bertahun-tahun telah mengusulkan kepada Pemerintah Kabupaten Sragen. Akan tetapi dia mengaku hanya diberikan janji-janji semata.

“Sejak zaman Belanda mas, jalan ini belum pernah tersentuh pembangunan. Petani sangat susah sekali saat musim panen. Kita suruh bayar pajak ya gak pernah telat, tapi kenapa saat kita sampaikan aspirasi gak pernah digubris,” jelas pria yang memimpin aksi di jalan desa setempat.

Heru bersama petani lainnya mengancam apabila Pemerintah Kabupaten Sragen tak menindaklanjuti aspirasinya, ratusan petani di wilayah Kelurahan Kebonromo dan Kelurahan Gabus bakal menduduki kantor Pemkab Sragen.

“Kita sudah tidak ada tawar-menawar lagi. Kalau tidak mau dibangun ya sudah! Terjunkan eskavator saja dan jalan ini dijadikan sungai. Sekali lagi, kalau tidak ada pembangunan kita akan duduki kantor Pemkab Sragen dengan pakaian yang kotor. Biar tahu susahnya jadi petani,” tegasnya.

Terpisah, Tono selaku anggota DPRD Sragen yang sejak lama mendapat keluhan dari para petani mengaku sudah menyampaikan aspirasi kepada Pemerintah Kabupaten Sragen.

“Berpuluh-puluh tahun. Jalan pertanian itu memang belum pernah, bahkan sama sekali dibangun. Berkali-kali sudah saya sampaikan di musrenbang kecamatan juga tidak ada kabar yang menggembirakan,” ujar Tono.

Tono mewakili petani di daerah Kebonromo menjelaskan, jalan yang merupakan akses utama bagi warga di dua desa itu sebagai sarana mengangkut hasil pertanian. Pihaknya telah berkali-kali menyampaikan dalam musrenbang sejak tahun 2020 hingga penetapan tahun 2023.

“Pada tahun 2020-2021 kami maklumi. Karena banyak anggaran yang terkena recofusing,” ucapnya.

Baca Juga  Kalahkan Surakarta, Tim Bola Voli Pasir Putri Karanganyar Raih Emas POPDA 2023

Menurut para petani, jalan usaha tani itu awalnya memiliki panjang 1,9 kilometer dan lebar 5 meter. Kini, lebarnya tinggal 1 meter akibat tergerus air sungai. Jalan tersebut juga menjadi tumpuan dari puluhan hektar sawah di wilayah des setempat.

“Kasihan petani, dulu saat bahu jalan masih lebar kendaraan roda empat bisa masuk. Dan ongkos muat hasil pertanian masih rendah. Karena lebar jalan tinggal 1 meter, kini petani saat panen ongkosnya jadi naik. Lebar jalan tinggal 1 meter. Itupun kalau musim penghujan menggunakan roda dua sudah kesulitan,” ungkap Tono. (*)

Array
Related posts
Tutup
Tutup